Meretaskan Pengangguran di Indonesia dengan Berwirausaha

Masalah pengangguran merupakan kasus krusial yang menyebabkan lambannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penyebab utama tingginya pengangguran di Indonesia antara lain : kurangnya lapangan kerja, rendahnya jenjang pendidikan yang dicapai masyarakat, minimnya ketrampilan yang dikuasai oleh sumber daya manusia.
            Jika melihat data dari 8,32 juta orang pengangguran di Indonesia sampai Agustus 2010, ternyata paling banyak didominasi para lulusan sarjana dan diploma. Hal ini tentu menjadi sangat ironis sekali karena dengan pendidikan yang dimiliki tentunya dapat menjadi modal untuk membangun Negara, bahkan dapat membantu Negara dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran bukannya malah ikut serta menambah pengangguran. Oleh sebab itu menanamkan jiwa kewirausahaan kepada masyarakat dapat menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran, karena dengan melakukan  kegiatan wirausaha maka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga pada akhirnya diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
            Mengapa kewirausahaan ? Setidaknya terdapat 4 alasan mengapa menciptakan sebanyak mungkin enterpreneur di suatu negara memiliki keterkaitan dengan kesejahteraan negara tersebut, yaitu :
1.      Solusi bagi dirinya sendiri, karena mereka tidak perlu menganggur dan mereka adalah pencipta kerja bagi dirinya sendiri.
2.      Solusi bagi sesamanya, karena dari pekerjaan yang mereka ciptakan akan memberikan pekerjaan bagi yang lain.
3.      Solusi bagi komunitasnya, karena dari daya inovasi kreatifitasnya akan dapat merubah sumber daya menjadi produk yang dibutuhkan masyarakat luas.
4.      Solusi bagi negara,karena dari hasil karya para enterpreneur negara memperoleh pendapatan melalui pajak yang dibayarkan, dimana hasil pajak ini berguna untuk membiayai pemerintahan dan kelangsungan pembangunan negara ini.
            Banyak upaya yang ditempuh pemerintah dan elemen masyarakat lain untuk mendorong tumbuhnya lebih banyak enterpreneurship di Indonesia. Menurut A.B. Susanto, Managing Partner The Jakarta Consulting Group, seseorang enterpreneurship harus memiliki semangat serta kemampuan teknis yang memadai, selain itu juga memiliki kedisiplinan dan kepemimpinan. Dengan kata lain, disamping memiliki pengetahuan serta ketrampilan enterpreneurship, seorang enterpreneur juga harus memiliki kualitas kepemimpinan (leadership) yang baik. Perpaduan ini dapat disebut sebagai leadpreneurship. Orang-orang yang memiliki kualitas leadpreneurship yang tinggi adalah mereka yang mampu untuk mengubah sumber daya yang bernilai rendah menjadi sumber daya yang bernilai tinggi melalui pengambilan resiko yang terukur dan kepemimpinan yang efektif.
            Hal yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah membangun jiwa kewirausahaan dalam diri setiap individu  :
1. Menyediakan pelatihan tentang kewirausahaan dan pengembangan  manajemen dengan tujuan untuk menyediakan para pengusaha fasilitas sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
2. Memberi pelayanan dan bimbingan setelah pelatihan selesai dilakukan untuk membantu pengusaha lama dan baru dalam mengelola bisnis mereka dengan efektif.
3. Menyediakan fasilitas mentor bagi para pengusaha muda dan memberi kesempatan pada mereka untuk berkomunikasi dengan para pemilik bisnis sehingga mereka mampu mengembangkan bisnis mereka.
            Menumbuhkan jiwa kewirausahaan tidaklah cukup dengan hanya memberi bantuan berupa material, karena hal itu berarti tidak menumbuhkan jiwa kewirausahaan, mereka hanya akan terbantu pada saat itu saja, tidak berusaha untuk memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Keterampilan dan kemampuanlah yang mereka butuhkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

KEWIRASWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL

Perlukah Nasionalisasi Perusahaan dan Asset Asing?